Anggaran Belanja Masyarakat Mulai Dialihkan untuk Belanja Pulsa

Hasil Riset Konsumen 2009

JAKARTA - Para pemasar produk consumer goods harus cermat mengamati perkembangan pasar. Sebab, pertumbuhan pesat industri telekomunikasi mulai mengubah pola konsumsi masyarakat. Hal itu terbukti pada survei dan riset lembaga Nielsen Indonesia yang menyimpulkan alokasi anggaran belanja masyarakat mulai dialihkan untuk belanja kebutuhan pulsa. Bahkan, penjualan pulsa ponsel pada 2009 mengalahkan tren penjualan biskuit dan snack (kudapan/makanan ringan).

Director Retailer Service Nielsen Indonesia Yongky Surya Susilo mengungkapkan, penjualan terendah biskuit terjadi pada 2009. Dalam survei yang dilakukan lembaganya ditemukan penyebab utama anjloknya belanja makanan ringan itu adalah melesatnya penjualan voucher pulsa ponsel. "Dengan iklan yang gencar, maka semakin kelihatan bahwa efeknya meningkatkan (belanja) pulsa, RBT (ringback tone). Sebab, informasi itu jadi satu kebutuhan saat ini," kata Yongky di acara Rakornas Kadin bidang Telekomunikasi dan Teknologi Informasi di Ritz Carlton, Jakarta, kemarin (28/4).

Beberapa tahun lalu, lanjut Yongky, iklan telekomunikasi hanya membidik masyarakat dengan golongan ekonomi menengah ke atas. Namun, belakangan juga mulai menyentuh level di bawahnya. "Sebab, sekarang device atau alatnya sudah tersedia. Ponsel di bawah Rp 1 juta itu kan banyak. Efeknya ya ke belanja voucher pulsa," terusnya.

Munculnya tren baru, yaitu belanja voucher pulsa yang tinggi, menurut Yongky, tidak memakan biaya baru, namun memakan biaya yang sebelumnya sudah dianggarkan untuk belanja hal lain. "Yang kemakan ternyata snack (makanan kecil) dan minuman. Itu memang yang paling gampang," terangnya.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Adhi S Lukman mengakui bahwa strategi promosi dan pemasaran ponsel dan turunannya sangat bagus. Hal itu sampai memengaruhi pola belanja masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah. "Tapi saya kira antara makanan minuman dan ponsel itu dua hal berbeda. Tidak ada pengaruhnya secara langsung," kelit Adhi kepada Jawa Pos, tadi malam.

Adhi menegaskan, penjualan di sektor makanan dan minuman masih tumbuh dengan baik. Pihaknya belum merasakan dampak seperti yang diperkirakan banyak pihak termasuk survei Nielsen Indonesia. "Makanan dan minuman juga masih gencar beriklan. Bahkan beberapa industri masih stabil dengan anggaran belanja iklannya," terangnya.

0 komentar:

Posting Komentar

KEOSABO

Sepenggal kata yang mungkin tak bisa di hilangkan dari dinamika perkembangan kota Sorowako. Tidak sekedar nama, melainkan sebuah rumah, wadah, klub, team, bahkan organisasi professional yag turut memberi warna kehidupan di kota Sorowako. Awalnya Keosabo dibentuk oleh komunitas teman-teman sepergaulan dan seperjuangan pada saat masa SMP sekitar tahun 1999-2000. Dan awalnya adalah komunitas bagi Sahabat2 seangkatan di SMP YPS Sorowako itu sendiri. Mengenai arti atau apa sebenarnya Keosabo itu sendiri..Merupakan kependekan dari Kencang Oke..Santai Boleh yang kemudian di singkat menjadi Keosabo. Nah, mungkin pada saat itu nama ini sangat pas menaungi komunitas ini. Yang pada saat itu memang lagi focus pada komunitas motor dan atau otomotif. Komunitas motor Keosabo di kenal santun dan solid serta bersahabat dengan komunitas2 motor lain di Sorowako

Hari berganti hari, masa beralih masa..Keosabo tumbuh dan berkembang begitu dewasa hingga ke jenjang SMU YPS Sorowako. Di iringi semangat kekeluargaan dan spirit anak muda yang memang lagi dalam masa proses pencarian jati diri (eksistensi), teman2 yang bergabung pun makin bertambah. Bertambahnya anggota makin membuat Keosabo makin penuh dengan nuansa baru dan potensi yang begitu besar. Bukan hanya bidang otomotif fokusnya..dunia musik, sport, dan kegiatan lainnya pun di rambah. Dari skil musik teman2 Keosabo yang hobby musik, maka Sahabat2 mencoba memadukan harmonisasi musik dalam satu band. Sempat eksis di dunia musik Sorowako dengan mengikuti berbagai ajang musik dan pentas seni di Kota Sorowako. Tidak hanya sampai di situ..Keosabo juga terus ikut andil dalam berbagai kegiatan2 positif, kreatif dan intelektual di Sorowako hingga Akhir masa SMU, dan terus solid hingga kini dan detik ini.

Sekarang para personil dan Sahabat2 Keosabo banyak yang menimba ilmu di luar Sorowako. Ada yang di Jogja, Bandung, Makassar, Malang, Jakarta, Surabaya, Semarang, bahkan di luar negeri pun ada. Namun jarak bukan penghambat untuk terus berkomunikasi dan bersatu. Dimana-mana nuansa akrab Keosabo masih terjaga. Jadi, ketika kita kemana2..mo ke Jogja, Bandung, Makassar atau dimanapun..sahabat2 Keosabo dengan ramah menemani. Masih terasa kental aroma persahabatan yang tak lekang oleh waktu. Dasar Anak Keosabo..dimana2 dan kapanpun masih tetap kreatif. Hahaha..Canda tawanya tidak banyak yang berubah, sulit terlupakan dan tergantikan.
Miss u All Friends.
Glory For You All..Forever and Always.
banner angingmammiri
CO.CC:Free Domain

10 chord terlaris untuk minggu ini

chat