Oleh: Sepudin Zuhri
Indonesia dinilai masih hanya menjadi konsumen teknologi informasi dengan mengimpor seluruh perangkat teknologi baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) dari negara lain.
Sekjen Kominfo Basuki Yusuf Iskandar mengatakan China, India dan Amerika Serikat sebagai negara dengan penduduk terbesar di dunia sudah mampu menghasilkan teknologi sendiri, bahkan sampai masuk ke dalam industri politik.
Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, kata dia, masih hanya menjadi konsumen produk elektronik. "[Indonesia] masih sekadar konsumtif untuk TI, belum sebagai produsen."
Dia menjelaskan Indonesia memiliki pasar teknologi informasi yang sangat besar, sehingga memiliki peluang jika mampu menghasilkan teknologi sendiri.
Ketidakmampuan Indonesia dalam menghasilkan produk TI, katanya, membuat pasar yang besar tidak dapat dimanfaatkan, sehingga kehilangan peluang (loss oppurtunity) yang sangat besar.
Sekjen menambahkan permintaan produk TI di pasar domestik sangat besar, tetapi tidak dapat dipenuhi dari produk lokal.
Basuki mencontohkan kebutuhan komputer setiap tahun mencapai sekitar 4 juta unit dengan nilai sekitar Rp22 triliun-Rp25 triliun, tetapi seluruhnya masih diimpor.
Kondisi itu, lanjutnya, tidak perlu untuk disesali, justru harus dijadikan sebagai tantangan ke depan agar dapat memproduksi teknologi informasi di dalam negeri.
Dia mencontohkan Korea Selatan dalam membangun industri melalui peta jalan (roadmap) tertentu yang dilakukan negara itu. Kebijakan dan kesepakatan untuk membangun industri teknologi sehingga tidak lagi diimpor dengan menerapkan teknologi imitasi.
Teknologi imitasi, katanya, diterapkan di Korsel pada tahap awal merancang roadmap TI di negara itu. Teknologi imitasi, katanya, berbeda dengan pemalsuan merek, karena imitasi sudah menggunakan lisensi yang legal. "Itu dilakukan Korea Selatan pada 1972."
Langkah berikutnya yang ditempuh Korsel, menurut Basuki, bergerak melalui teknologi adaptasi, yaitu dengan terus mengembangkan tekniologi dari luar negeri melalui riset dan pengembangan.
Akhirnya, sampai pada tahap proses produksi sendiri, sehingga Korsel terlepas dari ketergntungan industri pada Jepang dan menjadi independen dalam teknologi.
Menurut Sekjen, langkah tersebut dapat diterapkan di Indonesia dengan memberikan stimulus dan insentif fiskal serta pajak, perlindungan pasar (market protection).
Perlindungan pasar domestik, kata dia, bukan berarti melarang produk asing masuk ke pasar lokal, tetapi produk luar boleh masuk untuk kemudian direekspor.
Langkah lainnya, kata dia, harus fokus pada pengembangan produk tertentu, karena jika semua produk diambil, tidak akan fokus dan hanya berjalan di tempat.
"Sudah terlanjur kayak gini [ketergantungan Indonesia pada impor produk teknologi], sudah susah, tapi bukan berarti mengeluh, tetapi anggap saja peluang besar untk berkontribusi.
Caps goalie miffed by nachos on ice during goal
54 menit yang lalu
1 komentar:
betul juga gan, mungkin butuh waktu untuk mandiri,
Posting Komentar