Cinta Pertama Tidak Pernah Mati

Kenapa bisa ada kalimat itu? Apakah karena cinta pertama sangat indah? Lebih indah dari cinta-cinta
selanjutnya? Apa cinta terakhir sudah tak indah lagi? Jawabannya adalah, karena cinta pertama adalah cinta paling murni dalam sejarah perjalanan lelaki dan perempuan.

Cinta pertama bukan pacar pertama. Cinta pertama adalah saat kita jatuh cinta pertama kali pada seseorang. Biasanya pada usia belia. Bisa 10 , 12, 13 bahkan 8 tahun! Pada usia sehijau itu, kita bahkan tidak tahu apa itu cinta yang sesungghnya atau bukan. Yang jelas kita kasmaran pada seseorang. Tak bisa tidur. Lagu First Love-nya Nikka Costa sangat mewakili perasaan itu…. “Everyone can see…there’ s a change in me…bla bla bla”.

Di usia sebelia itu, bayangan kita tentang cinta sangatlah indah dan mulia. Tidak ada bumbu seks.
Boro-boro deh. Tepat sekali kalau diibaratkan cinta masa itu sebagai domba kecill yang cute dan innocent. Lembut, polos, kekanakan dan menggemaskan. Bebas dari dosa. Sungguh definisi cinta dalam arti paling murni.

Seiring waktu, usia tambah dewasa dan cinta pertama pun terlupakan. Menyusul cinta kedua, ketiga,
kesebelas..ke sekian puluh…ke seratus..dan seterusnya. Kian angka itu bertambah, kian jauh dari
gambaran indah. Ada seks, nafsu, obsesi materi, dan sejenisnya. Pada saat itulah, kenangan yang indah tentang manisnya, indahnya, dan tulusnya cinta pertama pun akan terkenang kembali, dirindukan kembali kehadirannya.

Kalau cinta pertama adalah domba yang imut, maka semua hal buruk-buruk yang menyelingi cinta berikut-berikutnya adalah serigala. Katakanlah seks itu serigala. Maka sekarang, di usia yang tak lagi belia, yang banyak beredar itu adalah serigala berbulu domba. Tambah sulit saja mengenali mana domba sejati. Bahkan mungkin tidak ada lagi.

Itulah mengapa dikatakan cinta pertama tidak pernah mati. Sebab memang cinta pertama dianggap cinta yang paling murni dalam hubungan lelaki-perempuan. Tidak ada nafsu seks, obsesi kecantikan, ketampanan, kekayaan, ambisi ingin memiliki, dan sebagainya. Dan kini yang kita jumpai dimana-mana
adalah serigala berbulu domba. Sungguh ironis!

0 komentar:

Posting Komentar

KEOSABO

Sepenggal kata yang mungkin tak bisa di hilangkan dari dinamika perkembangan kota Sorowako. Tidak sekedar nama, melainkan sebuah rumah, wadah, klub, team, bahkan organisasi professional yag turut memberi warna kehidupan di kota Sorowako. Awalnya Keosabo dibentuk oleh komunitas teman-teman sepergaulan dan seperjuangan pada saat masa SMP sekitar tahun 1999-2000. Dan awalnya adalah komunitas bagi Sahabat2 seangkatan di SMP YPS Sorowako itu sendiri. Mengenai arti atau apa sebenarnya Keosabo itu sendiri..Merupakan kependekan dari Kencang Oke..Santai Boleh yang kemudian di singkat menjadi Keosabo. Nah, mungkin pada saat itu nama ini sangat pas menaungi komunitas ini. Yang pada saat itu memang lagi focus pada komunitas motor dan atau otomotif. Komunitas motor Keosabo di kenal santun dan solid serta bersahabat dengan komunitas2 motor lain di Sorowako

Hari berganti hari, masa beralih masa..Keosabo tumbuh dan berkembang begitu dewasa hingga ke jenjang SMU YPS Sorowako. Di iringi semangat kekeluargaan dan spirit anak muda yang memang lagi dalam masa proses pencarian jati diri (eksistensi), teman2 yang bergabung pun makin bertambah. Bertambahnya anggota makin membuat Keosabo makin penuh dengan nuansa baru dan potensi yang begitu besar. Bukan hanya bidang otomotif fokusnya..dunia musik, sport, dan kegiatan lainnya pun di rambah. Dari skil musik teman2 Keosabo yang hobby musik, maka Sahabat2 mencoba memadukan harmonisasi musik dalam satu band. Sempat eksis di dunia musik Sorowako dengan mengikuti berbagai ajang musik dan pentas seni di Kota Sorowako. Tidak hanya sampai di situ..Keosabo juga terus ikut andil dalam berbagai kegiatan2 positif, kreatif dan intelektual di Sorowako hingga Akhir masa SMU, dan terus solid hingga kini dan detik ini.

Sekarang para personil dan Sahabat2 Keosabo banyak yang menimba ilmu di luar Sorowako. Ada yang di Jogja, Bandung, Makassar, Malang, Jakarta, Surabaya, Semarang, bahkan di luar negeri pun ada. Namun jarak bukan penghambat untuk terus berkomunikasi dan bersatu. Dimana-mana nuansa akrab Keosabo masih terjaga. Jadi, ketika kita kemana2..mo ke Jogja, Bandung, Makassar atau dimanapun..sahabat2 Keosabo dengan ramah menemani. Masih terasa kental aroma persahabatan yang tak lekang oleh waktu. Dasar Anak Keosabo..dimana2 dan kapanpun masih tetap kreatif. Hahaha..Canda tawanya tidak banyak yang berubah, sulit terlupakan dan tergantikan.
Miss u All Friends.
Glory For You All..Forever and Always.
banner angingmammiri
CO.CC:Free Domain

10 chord terlaris untuk minggu ini

chat